Palembang, 23 september 2013.
saat terdengar notification handphone, aku segera berlari
mengambilnya dan melompat kembali ke atas kasur. sesaat kemudian dadaku
terasa sesak, aku mulai menutup muka dengan bantal dan melepaskan
semuanya. ini pertama kali aku merasa nafasku tertahan setelah sekian
lama. "pertanyaan bodoh! siapa didunia ini yang ingin sendirian? apa jadinya aku tanpa kamu?!"
segera ku benturkan kepala ke dinding, aku ingin otak yang cair dan
memikirkannya dengan kepala dingin tapi kenapa rasanya sesak sekali.
rasa tidak percaya dan pikiranku mulai berantakan.
"lalu bagaimana? apakah kau ingin sedirian?"
"mungkin itu yang saya butuhkan sekarang, maafkan aku."
"baiklah."
"mungkin itu yang saya butuhkan sekarang, maafkan aku."
"baiklah."
aku menahan berjuta perasaan di dada, sesak, ini sesak sekali. bodoh,
aku bodoh sekali. aku yakin akan ada yang aku sesali suatu hari nanti
karena kebodohanku yang tidak membantah jika bukan itu yang aku maksud.
selesai? ini selesai sebelum dimulai dan aku hanya terpaku beku menatap
layar handphone, tanganku kaku untuk membalas pesan itu. pertahananku
rapuh, bendungan air mata tak dapat lagi ditahan. pecah semua pecah
malam itu, tidak ada yang bisa aku lepaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar