Hidupmu
terlalu baik. Jika denganku banyak luka yang harus kamu tutupi.
Dan aku
tidak mau memberimu cinta yang merepotkan.
[repost : @falafu]
Saya tidak pernah
membayangkan akan bertemu dengan seseorang yang padanya bisa saya ceritakan
segala hal yang paling buruk yang ada di dalam hidup saya ini. Saya selalu
berpikir, dia bisa mencintai saya—tapi mungkin tidak setelah mengenal saya
seutuhnya.
Sampai
detik ini, belum
ada pria yang bisa membuat saya tidak takut terlihat sebagai saya
yang sedang menulis tulisan ini. Bukan berarti selama ini saya jadi
seseorang yang palsu. Tidak demikian. Saya hanya tidak menceritakan
padanya tentang diri saya yang seutuhnya. Dia hanya saya biarkan
mengenal saya sebatas kulitnya saja, tidak pernah saya biarkan masuk
terlalu jauh. Ke bagian yang paling pekat.
Itu kenapa, saya masih selalu merasa, saya belum bertemu dengan cinta itu. Ketika saya menemukan yang baik yang ingin melengkapi saya, tidak jarang saya mendorongnya menjauh. Hanya karena saya ingin dia bertemu dengan perempuan yang punya cerita hidup yang lebih baik.
Stupid me? Yes.
Itu kenapa, saya masih selalu merasa, saya belum bertemu dengan cinta itu. Ketika saya menemukan yang baik yang ingin melengkapi saya, tidak jarang saya mendorongnya menjauh. Hanya karena saya ingin dia bertemu dengan perempuan yang punya cerita hidup yang lebih baik.
Stupid me? Yes.
Karena saya merasa, tidak semua orang pernah punya kisah yang rumit dalam kehidupannya. Tidak semua orang bisa melihat sisi terbaik dari setiap keburukan yang terjadi dalam hidup seseorang. Seandainya pun mereka mampu, belum tentu mereka mau repot-repot melakukannya. Karena itu pasti melelahkan.
Dan saya tidak ingin membuat pria baik itu lelah menghadapi saya.
Saya tahu, setiap kali saya memutuskan untuk tidak lagi mencintai seseorang yang sebenarnya saya ingin cintai—saya sedang menusukkan jarum ke dalam hati saya sendiri. Tapi selama ini, luka besar yang sudah saya punya di dalamnya, membuat segala sakit itu tidak lagi cukup menyakiti saya. I'm used to hurt. And I’m okay. And that’s stupid.
Mungkin
ada yang pernah merasakan hal yang sama. Tidak apa. Tidak perlu merasa
sendirian. Saya pun pernah mengalaminya, kita selalu bisa menyembuhkan
diri kita. Tapi sebelumnya, kita harus menemukan di mana letak luka itu
dulu. Temukan luka yang kamu sembunyikan, lalu terima mereka menjadi
bagian dari dirimu, and things will get better.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar