Semalaman aku berbincang dengan takdir. Memamerkan rindu yang membiru juga sesak yang datang berarak. Aku bersikukuh bahwa apa yang kita hadapi adalah ulahnya, lalu kemudian memohon padanya untuk merenggangkan sesak. Namun saat dia bertanya apa yang sebenarnya terjadi, aku gelagapan.
Semoga baik-baik saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar