Ku kira pertemuan kita berakhir di sebuah rumah, hangat dan menentramkan. Namun, mana ada kamu di rumah ku, kamu hanya ada dipikiranku, bahkan rumah itupun hanya ada dipikiranku. Memang bahaya berangan-angan tapi aku seperti kecanduan, menikmati pikiranku yang penuh bayang-bayang, nyatanya mana ada kamu di rumahku.
Suaramu seperti angin yang melewati dedaunan pohon, melewati celah-celah dinding rumah, dibawa angin kemanapun kaki melangkah, membisikkan dan mengatakan sesuatu bahwa kamu sedang dalam perjalanan ke rumah, nyatanya sampai saat inipun mana ada kamu di rumahku.
Orang-orang sepertiku perlu diselamatkan, dibangunkan dari tidurnya logika, disadarkan bahwa kehidupan nyata menanti pembuktian kata-kata. Karena untuk membawamu ke rumahku membutuhkan banyak pembuktian bahwa aku tidak menjanjikan sesuatu yang tidak bisa ditepati dan aku bisa menunjukan bahwa setiap perkataanku tidak berhenti sebagai angan-angan.
Kamu suka diperjuangankan, kan?
--- suaracerita #8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar