Keluh menggambarkan wajahmu hari itu, dengan wajah basah karena air
wudhu kau melintas dihadapanku. Dan kala itu pula mata ini terus menatap
punggungmu hingga hilang dibalik pintu. Seperti detak ketika lelah
berlari seharian, aku kesulitan mengatur nafas. Sosokmu begitu menarik
perhatian, dengan kemeja putih dan lengan digulung sesikut.
Selamat sore, yang tak ku ketahui namanya.
Setelah pertemuan pertama hari itu, yang aku tahu menunggu tidak pernah semenyenangkan ini. Rasa penasaran mulai menghantuiku, bertanya-tanya siapa pemilik punggung tegap itu. Dan dihari selanjutnya, saat jam istirahat siang, ku lihat kau di sana. Duduk dengan beberapa teman kerjamu, tetap dengan kemeja putih lengan digulung sesikut, dan kali ini lengkap dengan id di saku kirimu. Ternyata Tuhan memihakku. Kita bekerja di bawah atap yang sama, meski di department yang berbeda. Tidak masalah selama absen fingerprint tetap berada di depan ruanganku. Hahaha.
Aku mulai memperhatikanmu sejak saat itu. Ruang kerjamu berada satu lantai di atas ruanganku. Setiap pukul tiga sore setelah waktu kerjamu selesai, kau akan datang ke lantai bawah dengan ransel hitam di pundakmu. Kau menyapa temanmu yang lain, lalu meletakkan tasmu di sofa depan ruanganku dan duduk mengganti sepatu dengan sendal sporty hitammu. Beberapa menit kemudian kau tak lagi kutemukan.
Aku mulai memperhatikanmu sejak saat itu. Ruang kerjamu berada satu lantai di atas ruanganku. Setiap pukul tiga sore setelah waktu kerjamu selesai, kau akan datang ke lantai bawah dengan ransel hitam di pundakmu. Kau menyapa temanmu yang lain, lalu meletakkan tasmu di sofa depan ruanganku dan duduk mengganti sepatu dengan sendal sporty hitammu. Beberapa menit kemudian kau tak lagi kutemukan.
Lalu tepat pukul setengah lima sore, kau kembali ke sofa di depan ruanganku.
Sepertinya kau mulai bergegas pulang. Kau mengenakan jaket parasut
merah, terkadang jaket kulit hitam atau sweater abu-abu, lalu menjinjing
ransel hitamu. Aku hanya memperhatikanmu dibalik kaca, hingga setelah
absen sore kau lakukan, kau kembali hilang dibalik pintu.
Begitulah.
Tanpa
kau sadari aku mulai memahami gerakmu. Kelak suatu saat, akan datang waktu kita berjabat tangan dan bertukar nama. Hingga disurat selanjutnya aku bisa memastikan di tangan siapa surat-suratku akan jatuh.
Xoxo,
Lala Azahra
#30HariMenulisSuratCinta, Hari ke 6
Tema : For The First Time In Forever
mass anterin lala pulang mass
BalasHapushihi :D
semangaaattttt
Hmm..
BalasHapusSepertinya aku tau
hoho