Aku bukan perempuan kuat, aku hanyalah perempuan sok kuat yang terkadang perlu ditarik keluar dari lubang persembunyiaannya dengan tangan seorang pria yang tak pandai mengintimidasi kelemahan perempuan.
[repost; @falafu]
Saat kamu datang kedalam hidupku, aku sempat berpikir bahwa; Tuhan, mungkin saja dia orangnya. Pria yang selama ini berdiam didalam doa-doaku. Pria yang akan mendekapku dengan penuh kesabaran, pria yang akan tetap berdiri tegak dalam kelemahan-kelemahanku. Pria yang tak pandai menuntut apa yang tak kumiliki. Pria yang akan mencintaiku bukan karena mencari yang terbaik, tapi bersedia menggenapinya.
Saat kamu datang kedalam hidupku, aku sempat berkata bahwa; Tuhan, aku ingin Engkau menjaganya agar tak melangkah lebih jauh daripada langkahku. Karena terkadang aku terlalu lelah berjalan, sedang dia begitu suka melangkah kesana, dan semakin jauh ke arah sana.
Saat kamu datang kedalam hidupku, aku sempat bertanya bahwa; Tuhan, bagaimana jika kubuka bekas luka yang dipunya hidupku sebelumnya, apa dia akan memilih pergi?
Tuhan, aku akan bilang padanya; bahwa bekas luka itu tak pernah berhasil melukai jiwaku. Mereka hanya ada di sana sebagai pengingat bahwa aku masih manusia. Bahwa hal-hal tidak sederhana yang pernah kulalui, tidak akan membuatku menjadi mampu melukainya. Karena aku telah banyak terluka, aku akan berusaha untuk tidak melukai seseorang lain—seperti seseorang lain yang pernah melukaiku dulu.
Ketahuilah, aku menyangimu bukan karena kamu hebat. Aku menyayangimu karena aku pikir kamu bukan pria yang pandai merasa hebat—seperti pria-pria yang begitu merasa hebat karena terlahir menjadi pria yang kuat dan tak pandai menangis. Pria hebat didalam kepalaku adalah pria yang berani jujur dengan perasaanya—walaupun itu berarti dia harus tampak lemah dihadapan perempuan. Semua orang tahu, jujur pada perasaan sendiri bukanlah hal sederhana yang bisa dilakukan begitu saja. Bagiku, pria hebat pun ialah dia yang tak pandai mengadu keluh pada keluarganya karena kelak dia akan menjadi penerima keluh terbaik bagi keluarganya sendiri.
Pria hebat adalah mereka yang memandang bahwa seberapapun kuat perempuan yang ada disisinya, ia tetaplah sosok yang perlu dilindungi.
Aku tak pernah menginginkan ini itu yang begitu sulit dipenuhi dan menyulitkanmu. Aku hanya perlu disayangi yang tanpa kebohongan dan kepura-puraan. Aku hanya perlu disayangi yang tanpa amarah dan kesombongan akan dunia. Aku perlu sayang yang tak suka menekan dan menuntut apa yang telah menjadi kelamahanku. Dengan begitu, aku akan memastikan untuk selalu ada bagimu dalam setia.
Sayangi aku dengan cukup. Dan cintailah aku semampumu.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus