jika nanti engkau menyandingku,
miliki aku dengan segala kelemahanku.
dan bila nanti engkau di sampingku,
jangan pernah letih tuk mencintaiku.
~ Akhirnya ku menemukanmu
NAFF
Salam.
Selamat pagi, sedang apa kamu sekarang?
Mungkin surat ini akan sampai padamu saat gelap menyelimuti bumi, tak apa, yang harus kamu tahu bahwa sepagi ini aku tengah memikirkanmu.
Sebelumnya kita pernah beberapa kali bertatap muka, bukan? Kita hanya berpapasan seperti dua sungai yang mengalir entah kemana bermuara. Kita pada posisi sendiri sendiri seperti malam dan siang yang dipisahkan meski dalam bumi yang sama. Kita, seperti dua orang asing dalam jarak yang dekat. Kita tidak saling kenal, kita tidak saling tahu satu sama lain, sampai pada saat kereta yang sama tiba, kereta yang membawa kita ke tujuan yang sama.
Aku paham menjadi dirimu tidaklah mudah, karenanya izinkan aku mengucapkan terima kasih atas keberadaanmu. Terima kasih karena telah bersedia menunggu, memahami betapa rumitnya aku, meyakinkan segala yang ragu, menenangkan kecemasan dan tidak menuntut apa yang telah menjadi kelemahanku. Terima kasih karena telah tumbuh menjadi pria yang mampu diandalkan, yang mencintai orang tuamu seperti mencintai hidupmu sendiri.
Ketahuilah bahwa mungkin aku bukanlah orang yang baik. Baik dalam arti kata yang sebenarnya. Ada bagian-bagian dari diriku yang tak terpisahkan yang telah menjadi masa lalu. Maafkan aku karena aku mungkin bukan orang yang baik. Tidak sebaik sebagaimana pengetahuanmu tentangku selama ini. Bahkan mungkin pula aku datang menjadi ujian dalam hidupmu. Namun percayalah, dengan segala kekurangan yang ada padaku, aku akan memberikan yang terbaik untukmu.
Jika suatu hari nanti aku terlalu rumit untuk menjadi teman perjalananmu, ingatlah bahwa sebelum langkah kita berdampingan kamu pernah berhasil memahamiku. Kita mungkin saja berubah menjadi monster yang menyebalkan bagi satu sama lain, menjadi keras kepala dan mengutamakan ego masing masing, karenanya salah satu diantara kita harus mengalah. Jika, hanya jika, suatu hari itu tiba dan aku masih dengan ego diatas ubun-ubun kepala, akankah kamu menjadi yang mengalah meski pada saat yang sama kamu sedang lelah?
Kamu tak perlu menjadi yang mengagumkan untuk bisa kusayangi. Cukup bersabar menemani saat aku marah dan tetap tinggal seberapapun membosankannya aku nanti. Kamu pasti mampu memahami, suatu saat nanti, akupun pasti akan memahami, untukmu nanti.
Barangkali aku kepayahan menghadapi kesungguhanmu meraih mimpi kita, maka bimbinglah aku, berikan aku ilmu dan ajaklah aku dalam titiaan langkahmu. Aku bersedia menghabiskan masa denganmu, membina keluarga kecil bersamamu, mewujudkan mimpimu dan mimpiku menjadi mimpi kita.
Ketahuilah bahwa mungkin aku bukanlah orang yang baik. Baik dalam arti kata yang sebenarnya. Ada bagian-bagian dari diriku yang tak terpisahkan yang telah menjadi masa lalu. Maafkan aku karena aku mungkin bukan orang yang baik. Tidak sebaik sebagaimana pengetahuanmu tentangku selama ini. Bahkan mungkin pula aku datang menjadi ujian dalam hidupmu. Namun percayalah, dengan segala kekurangan yang ada padaku, aku akan memberikan yang terbaik untukmu.
Jika suatu hari nanti aku terlalu rumit untuk menjadi teman perjalananmu, ingatlah bahwa sebelum langkah kita berdampingan kamu pernah berhasil memahamiku. Kita mungkin saja berubah menjadi monster yang menyebalkan bagi satu sama lain, menjadi keras kepala dan mengutamakan ego masing masing, karenanya salah satu diantara kita harus mengalah. Jika, hanya jika, suatu hari itu tiba dan aku masih dengan ego diatas ubun-ubun kepala, akankah kamu menjadi yang mengalah meski pada saat yang sama kamu sedang lelah?
Kamu tak perlu menjadi yang mengagumkan untuk bisa kusayangi. Cukup bersabar menemani saat aku marah dan tetap tinggal seberapapun membosankannya aku nanti. Kamu pasti mampu memahami, suatu saat nanti, akupun pasti akan memahami, untukmu nanti.
Barangkali aku kepayahan menghadapi kesungguhanmu meraih mimpi kita, maka bimbinglah aku, berikan aku ilmu dan ajaklah aku dalam titiaan langkahmu. Aku bersedia menghabiskan masa denganmu, membina keluarga kecil bersamamu, mewujudkan mimpimu dan mimpiku menjadi mimpi kita.
Semoga kelak denganmu aku menemukan pendampingan yang membebaskan.
Pendampingan yang memberiku alasan untuk bangun dipagi hari dan berjuang
lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar