"Hai. Satu kata yang tertelan belasan jam sebelum akhirnya kau menjawab teleponku hari itu. Bertanya kabar mungkin adalah hal yang 'basi', namun aku tetap menanyakan kabarmu hari itu. Terdengar suaramu sangat baik, tanpa beban dan sepertinya kau memang baik-baik saja.
Baguslah. Hatiku berkata demikian. Tiba-tiba kau menutup teleponku begitu saja dengan alasan kau masih banyak kerjaan dan berjanji akan menelponku kembali kalau sudah selesai nanti. Menelpon kembali? Tanyaku dalam hati. Mana mungkin. Aku menghibur diri."
Hari itu adalah hari dimana aku telah mencapai batas lelah, aku butuh telinga, aku perlu didengarkan. Bercerita bukan hal yang mudah untuk orang sepertiku. Namun lagi, aku tak menemukanmu.
Baguslah. Hatiku berkata demikian. Tiba-tiba kau menutup teleponku begitu saja dengan alasan kau masih banyak kerjaan dan berjanji akan menelponku kembali kalau sudah selesai nanti. Menelpon kembali? Tanyaku dalam hati. Mana mungkin. Aku menghibur diri."
Hari itu adalah hari dimana aku telah mencapai batas lelah, aku butuh telinga, aku perlu didengarkan. Bercerita bukan hal yang mudah untuk orang sepertiku. Namun lagi, aku tak menemukanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar