Jumat, 11 April 2014


"Bila kamu sempat mengingatku sesaat dalam kesibukanmu, ketahuilah disaat itu aku merindukanmu semakin dalam." 

Berjalan kemanapun ingatan ini selalu duduk manis disisimu. Aku bisa jadi ada di sisi dinding yang kamu jadikan penyangga. Mungkin ada di genangan air selepas hujan, kubangan yang dengan hati-hati kamu coba lewati. Sesekali mungkin kamu harus menceburkan kakimu disana. Kamu tahu, bermain hujan itu menyenangkan. Terkadang aku ada di depan pintumu, mengetuknya lalu menjadi saksi merekahnya senyum diwajah manismu. Bila kamu tiba-tiba terjaga, yakinlah itu aku yang sengaja meniup kencang daun telingamu. Aku hanya rindu, rindu melihatmu membuka mata dan menyadari aku ada disana. Karena berdiri di mana pun aku, ingatan ini selalu duduk manis di sisimu.

Aku ada di sela dahan pepohonan yang melindungimu dari cubitan sinar matahari. Aku membuatmu mampu melihat ke langit tanpa perlu rasa sakit. Boleh jadi aku salah satu kepompong yang sedang bergelanyut manja di pohon itu. Nanti ada saatnya aku jadi kupu-kupu yang terbang di ruanganmu, sebagai pertanda kedatangan seseorang yang tersayang. Aku selalu ada di setiap jengkal langkahmu yang berusaha agar lebih cepat tiba di tempat tujuan. Akulah yang akan melipat sajaddah-mu bila kamu lupa melakukannya. Atau setidaknya, akulah yang membuatmu bangkit lagi dari kasur untuk melipatnya. Akulah cermin yang selalu memandangimu setiap kali kamu menata rambut atau hanya sekedar mengecek apa yang belum rapih dari dirimu. Kamu tahu, dengan kuasa semesta aku bisa jadi apa saja.

Aku kerap menyisipkan rindu untukmu dari sela lubang pintu. Tapi kamu tak pernah menemukannya. Itu karena ada banyak pagi, di mana kamu kesiangan dan melewatkan subuh lagi. Saat itu, aku tengah jadi awan yang meneduhkanmu dari terik matahari, tapi kamu bergegas mepercepat langkahmu dan aku terbang terbawa angin. Tapi tak apa, karena berlari ke mana pun, padamu-lah aku selalu ingin pulang.

Untuk itu sesekali mari duduk manislah di sisiku, biar kita dengar cerita matahari. Cerita soal betapa setianya malam menunggu ia pulang. Dan mulailah bercerita tentang kita, seperti apa kita sekarang dan apa yang akan terjadi pada kita nanti.

adobted from Falafu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar