Jumat, 01 Agustus 2014

Surat yang Tertunda Satu Tahun

Selamat siang dari balik jendela bertirai hujan,

Entah sudah sampai hujan musim keberapa aku selalu menatap keluar melalui jendela ini, “Kapan kamu pulang? Rumah sudah berantakan." Lama sudah kamu pergi tanpa kabar, meninggalkan ratusan ribu harapan serta kecemasan. Dindingnya berlumut, atapnya berkabut. Aku tidak mampu membersihkannya sendiri, membutuhkanmu sebagai penyanggah agar pondasi rumah ini tetap utuh. Bayangmu terlalu melekat di setiap sudut pada sekat. Ingatlah satu hal sejauh apapun kamu pergi, hati ini adalah tempat kamu kembali. "Jadi kapan kamu akan pulang?"


Palembang, 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar