Jumat, 08 Mei 2015

Stay Close

 

Aku mencintaimu; dalam peluk—dalam pelik, dalam senyum—dalam manyun. dalam bahagia—dalam luka, dalam sempurna—dalam papah. Sebab aku mencintaimu, maka semua menjadi baik-baik saja

(g.h)

Kemarilah, yang aku inginkan hanyalah duduk berdua denganmu. Berlama-lama meneguk kopi panas dengan satu lagu yang kita berputar berkali-kali. Kali ini, kupilihkan lagu stay kepunyaan Rihana. Sayang, ku mohon dengarkan ceritaku sekali ini...

Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Aku pernah begitu takut mendengar nada tinggi suaramu diseberang sana. Saat itu juga, aku berujar pada hatiku sendiri bahwa aku tak boleh membuatmu marah kembali. Aku tak ingin mendengar suaramu meninggi yang mengisyaratkan seolah aku tak pantas bicara padamu seterusnya. Aku kehilangan dirimu yang mencintaiku saat itu.

Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Membiarkanmu berlama-lama dalam kegusaran akibat prasangka yang datang silih berganti. Membakar segenap perasaan cinta yang selama ini terjaga. Mengasingkan keberadaanku seperti seseorang yang tak pernah kau kenal. Aku kehilangan kau yang menyayangiku saat itu.

Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Tapi sayang, aku tak selalu bisa menahan kekeliruan dan kesalahan. Menuruti ego dan melakukan tindakan bodoh yang akhirnya membuatmu jenuh dan muak. Menjadi seseorang yang paling menjengkelkan yang membuatmu gerah. Hingga pada akhirnya, masa itu datang lagi. Suatu fase ketika akhirnya kau memutuskan untuk benar-benar marah. Aku kehilangan aku yang sudah berjanji saat itu.

Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Mengangankan kau untuk tetap mesra dan baik-baik saja. Namun siapa sangka, aku yang pernah berjanji ini nyatanya tak selalu mampu memenuhi ucapannya. Maka pada saat kamu marahsebenarnyatiada yang paling menyesal selain diriku sendiri. Sebab aku telah gagal berupaya untuk bisa menjadi seorang yang selalu menyenangkan dan menenangkanmu.

Rihana telah puluhan kali menyanyikan lagunya. Sekarang kopimu dingin, ternyata aku bercerita sendirian. Dan kau memang tidak pernah benar-benar datang. Tapi, percayalah. Pada setiap kekurangan dan keterbatasanku. Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Tak pernah.


[repost: @masaih]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar