Minggu, 15 April 2012

inRAIN


titik-titik hujan belum juga lepas
dari tubir langit ini;
ditunggunya kita lewat.
kupandang ke atas;
butiran air jatuh dengan santainya.
tak memperdulikan mereka yang mengeluh
dengan kehadirannya.

kemudian
sebutir jatuh di bulu matamu,
yang lain meluncur di pelipismu.
pohon itu kembali menatapmu,
hanya selintas.
diberkahinya tanganku
yang ingin sekali mengusap basah
 aku meniup keduanya agar terasa hangat
kau seperti ingin melakukan sesuatu.
aku pun mendadak menghentikan langkah sejenak
jangan tergesa,
agar bisa kau baca niat titik hujan.

butir-butir hujan menderas
dari tiap titik langit
tepat ketika kita lewat.
kupandang ke atas.
pohon itu tak lagi menatapmu.
ia bergerak bebas bersama angin
seakan menari bahagia meliat kita
lalu dibiarkannya kita melintas.
kita pun bergegas
agar segera sampai ke ujung jalan tanpa bicara.
tak lagi berniat menafsirkan titik hujan?

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar