Minggu, 15 April 2012

tandabacaCINTA

perjalanan kita selama ini ternyata tanpa tanda baca
tak ada huruf kapital di awalnya
yang tak kita ingat aksara apa
kita tak pernah yakin apakah titik mesti ada
tanpa tanda petik, huruf demi huruf berderet rapat

dan setiap kali terlepas, kita pun segera merasa gerah lagi dihimpitnya
tanpa pernah bisa membaca ulang dengan cermat
harus terus kita susun kalimat demi kalimat ini
tanpa perlu merisaukan apakah semua nanti mampat pada sebuah tanda tanya


tapi bukankah kita sudah mencari jawaban
sudah tahu apa yang harus kita contreng jika tersedia pilihan?
dan kemudian memulai lagi merakit alinea demi alinea, menyusun sebuah dongeng?

tapi bukankah tak ada huruf kapital ketika kita bicara?
bukankah kisah cinta memang tak memerlukan tanda baca?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar