Kamis, 13 Desember 2012

ketika hujan bercerita


namaku hujan. aku lahir di Kerajaan Angkasa, sebuah tatar mewah dengan ruang lingkup benda-benda melayang yang masih berada di batasan atmosfer. tepatnya, aku itu dijuluki sebagai Manusia Planet Hujan. seperti planet yang ada di buku-buku dongeng, tapi aku nyata.

aku, hidup sebagai utusan Raja Langit seumur nyawaku. konon katanya, dulu, saat Raja Langit masih menjadi seorang Pangeran, dia iseng sesekali bermain mengelilingi daratan yang berada di tanah bola biru di bawah kerajaanku.

di sana, Langit terkesima mentah-mentah oleh cantiknya tanah tersebut. alkisah, daratan cantik itu memiliki nama. Bumi, namanya. langit jatuh cinta terhadap sesosok Bumi dengan kasta yang lebih rendah. dan, sejak saat itu, Langit selalu memerhatikan Bumi dari kejauhan. memeluknya diam-diam kala ia tertidur, membantunya berdansa memutari Matahari, dan memberikan hadiah seperti Langit Sore dan Pelangi.


namun, rahasia itu lambat laun tercium oleh para petinggi Kerajaan. Langit dan Bumi seringkali dianggap tak sebanding. “Bumi itu ada di bawah, rendah. Kita lebih agung, Langit!” ungkap para Dewan Kerajaan kala memergoki perasaan yang dipendam Langit.

patah hati menjadi sebuah hal yang menyesakkan. Langit tak ingin tinggal diam. lantas, ia mengutus Awan dan Hujan untuk mengantarkan surat. dalam satu tahun, Langit mengirim 182 surat di setiap harinya sebagai tanda bahwa Langit kangen sama Bumi.

Sejak itu, hadiah bunga-bunga maya dari Langit menjadi hadiah pertama, dan hadiah yang selalu aku simpan hingga kini. Dia tidak bisa layu, atau hilang menjadi bangkai. Karena ini bonus dari Langit. Iya, ini adalah bonus karena kami sama-sama utusan Langit yang menyampaikan surat rindu bagi Bumi. 

adobted story ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar