Rabu, 26 Februari 2014

#26 - Back to Flash

Kepada tuan dibalik pintu,

Maaf jika harus kutuliskan surat ini untukmu, tuan. Aku hanya mengingatkanmu karena setelah ini aku akan berhenti.

Di akhir musim lalu, aku selalu berpikir tentangmu, tuan. Menghabiskan petang di beranda rumah dan tak pernah berhenti berharap akan kedatangan kabarmu, meski hanya sebuah pesan singkat. Kemudian aku berpikir apakah aku benar-benar mencintaimu?

Di berbagai tempat yang pernah kita habiskan waktu bersama, aku selalu menengok setiap kali aku melewatinya. Tuan, ketahuilah setiap waktu aku menatap ke belakang, aku seperti selalu berharap aku mampu menyentuhnya kembali bahkan disaat aku sadar bahwa semua hanyalah tentang kemarin.

Dan setiap kali aku memikirkanmu, tuan, suaramu sering kali terdengar berbisik dengan nada yang rendah. Wajahmu hangat seperti matahari sore, tuan. Meski kamu ibarat senja bagiku, namun kamu selalu menyinari hari-hariku.

Tuan, potongan-potongan kenangan kemarin masih jelas teringat. Dimana kita yang dulu? Bukankah kita mampu bahagia? Bergiga byte memori masih belum mampu aku hapuskan dari kepala, namun yang tersisa hanyalah perasaan-perasaan yang tak mampu aku jelaskan.

Dalam perjalananku menuju henti, aku hanya belum mampu melupakanmu.

Tertanda,

Kotak Pandora

#30HariMenulisSuratCinta, Hari ke 26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar