Minggu, 11 Mei 2014

demi apapun, kamu melebihi apapun


adalah hal yang bodoh meninggalkanmu yang terseorang diri
adalah hal yang pintar meninggalkan semua yang mengejarku
karena demi apapun kamu melebihi apapun

Lempari saja aku dengan senyum aku takkan pernah bosan, asal kau jangan melemparku jauh jauh lalu tersenyum, sama sekali jangan. Dan lagi jangan kau tersenyum lalu melemparku sangat jauh, karena aku bisa saja sewaktu waktu menjadikan senyum sebagai kata yang sangat hina. Tapi tetap tersenyumlah selalu padaku. Karena aku masih memandang senyum itu adalah hal yang paling indah, hal yang paling indah darimu yang bisa masih ku dapat.

Ratusan hari aku menanti hari ini akan tiba, tak apa jika hanya senyummu, tak apa jika kau dengan tak sengaja. Karena senyummu adalah senyumku, karena senyumku hanya karenamu. Aku ingat kali saat pertama aku melihatmu, kamu dipenuhi kata yang tak berujung 'keindahan', satu kata yang membuatku sulit untuk tidak untukmu dan aku cinta.

Banyak orang bilang cintailah seseorang sewajarnya saja, aku tidak tahu batasan wajar dan wajar itu seperti apa, karena yang aku tahu wajarku adalah apapun untukmu. Aku pikir aku pernah bergerak dengan apa yang aku yakini, nyatanya tidak. Aku hanya mematung disini, seolah pengemis yang menunggu tuannya datang.

Aku memang sangat mencintaimu, teramat sangat. Sulit membedakan antara aku mencintai jantungku atau aku kehilangan denyut danimu. Benar, apapun ku kan lakukan untuk menjaga hidupnya nadimu yang ku harapkan itu hangat. Aku rela jika harus menggantikan seluruh nadimu yang sudah tak lagi mengikatmu itu.

Tak apa jika kau tak tahu. Tak apa jika kau tak tahu.
karena demi apapun, kamu melebihi apapun.

- Panji Ramdana -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar