Selasa, 19 Agustus 2014

Mana Ada Kamu di Rumahku

Ku kira pertemuan kita berakhir di sebuah rumah, hangat dan menentramkan. Namun, mana ada kamu di rumah ku, kamu hanya ada dipikiranku, bahkan rumah itupun hanya ada dipikiranku. Memang bahaya berangan-angan tapi aku seperti kecanduan, menikmati pikiranku yang penuh bayang-bayang, nyatanya mana ada kamu di rumahku.

Suaramu seperti angin yang melewati dedaunan pohon, melewati celah-celah dinding rumah, dibawa angin kemanapun kaki melangkah, membisikkan dan mengatakan sesuatu bahwa kamu sedang dalam perjalanan ke rumah, nyatanya sampai saat inipun mana ada kamu di rumahku.

Orang-orang sepertiku perlu diselamatkan, dibangunkan dari tidurnya logika, disadarkan bahwa kehidupan nyata menanti pembuktian kata-kata. Karena untuk membawamu ke rumahku membutuhkan banyak pembuktian bahwa aku tidak menjanjikan sesuatu yang tidak bisa ditepati dan aku bisa menunjukan bahwa setiap perkataanku tidak berhenti sebagai angan-angan.

Kamu suka diperjuangankan, kan?

--- suaracerita #8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar