Rabu, 19 Februari 2014

#19 - Surat Untuk Kursi Kosong

Kepada : kursi kosong di seberang meja.

Sepagi ini aku sudah duduk di kursi yang sama di dalam sebuah cafe yang (dulu) sering aku datangi bersamanya. Di sudut kanan ruangan cafe menyandar ke jendela, tempat biasa aku melihat hiruk pikuk kendaraan, debu bertebaran atau hujan berguyuran. Tidak ada yang berbeda dari tempat ini hanya kamu yang di seberang mejaku sekarang sudah kosong.


Kumohon jangan tanyakan kemana pemilik tawa yang selalu ku pamerkan padamu setiap kali aku datang atau jangan celingak-celinguk mencari dimana pemilik mata teduh itu, hatiku akan terasa semakin nyeri. Gelasku sudah terbiasa sendiri, akupun.

Aku sudah tidak lagi berharap untuk mendudukkan dia padamu, kali ini kan ku biarkan dirimu kosong hingga seseorang lain yang datang dengan sendirinya. Berdiamlah, tidak perlu bersusah payah kamu pilihkan siapa yang pantas, karena kepantasan akan datang jika mereka tidak pernah lelah menemaniku meneguk kopi atau sekedar mendengar celotehku.

Mulai sekarang aku sudah terbiasa melihatmu kosong hingga suatu hari nanti akan tiba dimana waktu mampu membuatku melihat binar dari seseorang yang mendudukimu.


Salam hangat,


Dari aku yang masih menatapmu, kosong.

#30HariMenulisSuratCinta, Hari ke 19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar