Minggu, 02 Februari 2014

#2 - Catatan Si Penderita Jantung Koroner


Yang saya temukan usai merapikan kamar adalah sebuah catatan kecil 
bersampul kartun lucu bewarna oranye. Tidak tertera nama pemiliknya, 
tulisannya berantakan sangat tidak rapih dan kertasnya pun sudah kotor sekali. 
Sepertinya surat ini ditulis sekitar 3 tahun yang lalu ...


***

"Selamat pagi jantung,
Ini pagi pertama aku membayangkan kamu akan baik baik saja tanpa obat malam. Entah aku hanya memikirkannya begitu saja karena aku sudah lupa seperti apa rasanya memiliki pagi seperti itu. Aku juga membayangkan aku bisa menangis tanpa merasa terhimpit, tanpa nafas yang berantakan, tanpa kamu berdetak tak karuan. Bukan aku tak mensyukuri aku yang seperti ini, aku hanya merindukan aku yang dulu, bebas tanpa obat, bebas menahan emosi, bebas menangis tanpa rasa sakit kemudian.

Aku si penderita jantung koroner memiliki batas yang sangat mengganggu untuk anak seusiaku. Bukan hanya karena obat yang harus aku konsumsi setiap malam, tapi jika serangan itu datang, nafasku terbatas, kamu akan berdetak lebih cepat, dan aku tidak akan berhenti batuk. Itu menyebalkan ketika aku harus menahannya sendiri.

Obat dan segala sakit ini bisa aku terima asal kamu sembuh nantinya. Kumohon, cukup sudah aku membuat mereka cemas karenamu. Menangis terisak ditengah malam hanya karena aku ketiduran tanpa menelan pil merah itu, kamu kelewatan.


Semoga lekas sembuh kamu, bukan aku. Karena yang sakit itu kamu, jantung."


#30HariMenulisSuratCinta, Hari ke 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar